Asal Muasal Barongsai, Tarian Pengundang Kemakmuran-Keberuntungan

Jakarta, Media Muda Mengabdi — Imlek atau Tahun Baru China kerap dimeriahkan oleh pertunjukan barongsai atau yang juga disebut lion dance.
Tarian yang diiringi oleh dentuman drum dan simbal ini diyakini mengundang kemakmuran dan keberuntungan.
Barongsai disebut telah hadir lebih dari 1.000 tahun yang lalu, sejak periode Tiga Kerajaan (220-289 M). Dilansir dari Mental Floss, catatan sejarah menggambarkan orang-orang yang mengenakan kostum singa untuk perayaan Buddha di periode tersebut.
Kemudian pada Dinasti Tang (618-907 M) tarian barongsai juga menjadi pesta istana yang terdokumentasi dengan baik. Pada periode ini barongsai dilakukan dalam kelompok yang terdiri dari lima singa dengan warna berbeda.
Setiap singa diikuti oleh dua belas pria yang mengenakan kostum warna-warni, dengan pita merah di sekeliling dahi dan kuas berwarna merah di tangan. Orang-orang ini disebut “manusia singa” dan mereka menari mengikuti irama musik yang disebut Melodi Taipin.
Selama lebih dari 1.000 tahun perkembangannya, tarian barongsai telah berkembang menjadi dua genre besar, yakni Tarian Singa Utara dan Tarian Singa Selatan.
Tarian Singa Utara
Tarian Singa Utara disebut memiliki sejarah yang lebih panjang daripada bentuk tarian singa lainnya. Pada masa Dinasti Wei Utara (386-534 M), Kaisar Wudi disebut melancarkan ekspedisi ke Hexi di Provinsi Gansu, dan menawan lebih dari 100.000 orang Mongol. Kaisar memerintahkan bangsa Mongol untuk menampilkan tarian dan hiburan.
Permintaan ini membuat lebih dari 30 prajurit Mongolia memegang kepala binatang berukir kayu, dua besar dan lima kecil, dan mengenakan kulit binatang, menari di depan kaisar. Kaisar sangat senang dan menamainya “Singa Menguntungkan Wei Utara.”
Tarian tersebut membuat kaisar mengizinkan para tawanan untuk pulang, sekaligus menjadi cikal bakal kelahiran barongsai utara.
Tarian Singa Utara berfokus pada pertunjukan tarian singa bela diri, yaitu Singa Keberuntungan dari Dinasti Wei Utara.
Tarian singa kecil dibawakan oleh satu orang, sedangkan tarian singa besar dimainkan oleh dua orang, dengan satu orang memegang kepala singa sambil berdiri, dan yang lainnya memegang badan dan ekor singa sambil membungkuk.
Barongsai utara melibatkan gerakan singa menggeliat, jatuh ke depan, melompat dan membungkuk, serta beberapa gerakan lain yang sangat sulit seperti berjalan di atas tiang kayu atau bambu, melompati meja, hingga menginjak bola yang menggelinding.
Tarian Singa Selatan
Tarian Singa Selatan sendiri memiliki beberapa legenda di Tiongkok. Salah satu legenda mengatakan pada Dinasti Qing (1644-1911 M), Kaisar Qianlong bermimpi tentang hewan keberuntungan dengan rambut berwarna-warni dalam perjalanan inspeksinya ke selatan dari hilir Sungai Yangtze.
Setelah kembali ke ibu kota Beijing, kaisar memerintahkan anak buahnya untuk membuat satu sesuai dengan gambar hewan keberuntungan yang diimpikannya. Dia memerintahkan beberapa orang untuk menggunakan kostum itu setiap kali ada festival atau upacara. Hal ini dilakukan untuk membuat negara makmur dan orang-orang damai.
Dilansir dari China Culture, Tarian Singa Selatan berfokus pada pertunjukan tarian singa yang beradab. Pertunjukannya banyak memperhatikan gerakan seperti menggaruk gatal, menggoyangkan rambut, menjilati rambut dan sebagainya.
Orang-orang kuno menganggap singa sebagai simbol keberanian dan kekuatan, dan menganggap singa bisa mengusir kejahatan dan melindungi manusia serta ternak.
Tarian Singa Selatan sendiri merupakan gaya yang populer di Hong Kong, Makau, dan kampung halaman orang Tionghoa perantauan.