Ketum PBNU Tak Ingkari soal Ajaran Agama Masih Jadi Pembenaran Konflik

Nusa Dua, Media Muda Mengabdi — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan masih ada kelompok-kelompok yang menggunakan pemahaman mereka tentang ajaran agama sebagai pembenaran konflik.
“Kita tidak perlu mengingkari bagi sementara kelompok umat beragama, wawasan keagamaan, pemahaman tentang ajaran agama masing-masing masih juga mengandung elemen-elemen, unsur-unsur yang dapat dijadikan pembenaran bagi konflik,”kata Gus Yahya dalam Forum Agama G20 (R20) di Nusa Dua, Bali, Rabu (2/11).
“Pembenaran bagi pertentangan, berhadapan dengan kelompok yang berbeda,” imbuhnya.
Ia mengatakan para pemimpin umat beragama perlu mengambil tanggung jawab untuk mencari jalan keluar dari keadaan tersebut. Yahya mewanti-wanti potensi konflik yang bisa muncul tiap waktu.
Menurutnya, salah satunya cara untuk mengakhiri keadaan itu adalah dengan menyepakati nilai dalam agama masing-masing yang bisa dijadikan sebagai nilai bersama.
“Supaya kita bisa meneruskan hidup saling berdamping, saling damai tanpa dibayangi potensi konflik hanya karena ada unsur-unsur dalam agama yang mendorong sikap antagonis dan konflik,” kata dia yang pernah jadi Juru Bicara Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus DUr.
Untuk mengakhiri masalah tersebut, Yahya juga menekankan perlunya kelompok agama meninjau ulang wawasan keagamaan masing-masing.
“Apabil masih terdapat unsur-unsur yang bisa menghalangi koeksistensi damai antar kelompok agama yang berbeda, kita harus memiliki keberanian untuk memikirkan interpretasi-interpretasi baru terhadap wawasan agar bisa hidup berdampingan secara damai,” katanya.
Sebagai informasi, Forum R20 digelar PBNU bersama Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL) di Nusa Dua, Bali, pada 2-3 November 2022. Forum itu diikuti 264 partisipan dari 32 negara.
Mereka yang diundang adalah para pemimpin agama, sekte, dan aliran kepercayaan dari berbagai negara dengan jutaan pengikut.
Dalam forum ini, mereka membahas bagaimana konflik berbasis agama harus berakhir dan bagaimana agama mengambil peran dalam solusi masalah dunia.